Tuesday 15 March 2011

IKHLAS

Tuesday 15 March 2011
Ikhlas...itulah kata yang menjadi pelajaran tuk hari ini...

Di ujung sana ku dengar da sedikit kesibukan...kesibukan seseorang yang mencari tau kenapa kualitas kerjanya mengalami penurunan yang berdampak pada jumlah gaji yang dia terima....
Aku hanya berpikir...seandainya perbedaan grade tidak mempengaruhi gaji akankah ia menjaga kualitas dirinya????

Aku bersyukur...karena aku memulai semuanya dari bawah...so ketika aku harus  di bawah y sudahlah...aku tak begitu terkejut.....itu berarti cerminanku...klo naik y syukur alhamdulillah.......intinya aku hanya menjalani semuanya dengan ikhlas......menjadikan mereka semua insan yg sukses...keberhasilan mereka adalah kebahagiaan yang tak ternilai bagiku...itu cukup membuatku puas.....


Rezeki sudah ada yang mengatur...sedikit atau banyak aku yakin itu pasti akan cukup bagiku...karena aku yakin Allah akan mencukupkan rezeki bagi umat-Nya selagi mau berusaha....
Y Allah...sinarilah hatiku dengan hidayahMu......Jadikanlah aku guru yang ikhlas...yang mampu menyampaikan materi dengan baik, dan berilah kemudahan bagi murid2ku untuk menyerap materi yang aku ajarkan...

Y Allah Jadikanlah aku hamba yang senantiasa mampu menarik hikmah dari apa yang aku alami, aku lihat, dan aku dengar....berilah aku selalu petunjukMu dalam setiap langkahKu
Readmore → IKHLAS

Tuesday 8 March 2011

Kesalahan Orang Tua Saat Mendisiplinkan Anak

Tuesday 8 March 2011
Y! Newsroom - Selasa, 8 Maret

Mengajarkan disiplin pada anak bukanlah hal yang mudah. Salah bertindak justru akan membuat anak bersikap lebih buruk. Untuk itu, para orang tua wajib menghindari kesalahan saat melakukannya.
Berikut beberapa daftar kesalahan yang umum dilakukan orang tua saat mengajarkan disiplin pada anak, seperti dikutip dari Helium.
1. Mendisiplinkan anak saat marah. Komunikasi dalam keadaan emosi yang tidak stabil tak akan pernah efektif. Lebih lanjut, yang terdengar oleh anak Anda hanyalah teriakan yang sifatnya meyakinkan. Anak-anak tak akan bisa mengambil ilmu dari sebuah kemarahan. Sebaiknya tunggu sampai emosi Anda stabil. Jika memang harus ada hukuman yang diberlakukan, hukuman yang Anda pilih pun bukan atas dasar kemarahan yang dirasakan, melainkan rasa sayang.
2. Jangan salah menghukum. Jika kedua anak Anda berseteru, yang menangis bukanlah selalu yang menjadi korban. Dengarkan keseluruhan cerita anak-anak. Tak selalu harus memberi hukuman, tapi jangan sampai anak merasa disalahkan atas sesuatu yang tidak ia perbuat.
3. Hukuman. Hukuman bukan digunakan untuk menyakiti, melainkan agar anak tak lagi mengulangi kesalahannya. Oleh karena itu, pastikan hukuman yang Anda berikan sesuai dan pantas.
4. Jangan biarkan orang lain mendisiplinkan anak Anda. Jika anak Anda melakukan kesalahan di depan orang lain, jangan pernah memberikan kesempatan orang itu untuk menghukum atau mendisiplinkan anak Anda. Komunikasi yang diterima anak akan sangat berbeda jika itu dilakukan oleh orang lain yang bukan orang tuanya. Kemungkinan paling fatal, anak Anda bisa trauma, dan mengalami kesulitan untuk terjun ke dunia sosial setelahnya.
Setiap orang tua pasti pernah melakukan kesalahan, tapi tak ada kata terlambat untuk meminimalisir kesalahan tersebut.
Ayu Kinanti
Readmore → Kesalahan Orang Tua Saat Mendisiplinkan Anak

Tuesday 1 March 2011

Hubungan Tangan dan Kondisi Emosi

Tuesday 1 March 2011
VIVAnews - Hampir 90 persen penduduk dunia adalah pengguna tangan kanan, artinya sebagian besar aktivitasnya dilakukan dengan menggunakan tangan kanan.

Sedangkan, 10 persen sisanya adalah pengguna tangan kiri dan pengguna tangan bergantian (ambidextrous), yang bisa menggunakan tangan kanan dan kiri secara bergantian dalam aktivitasnya.

Dari hasil penelitian yang dilakukan tim Montclair State University, Amerika Serikat, pada pengguna tangan yang "tidak konsisten" ini, ternyata lebih mudah dipengaruhi orang lain secara emosional daripada pengguna tangan kanan dan pengguna tangan kiri.

Untuk melihat apakah kecenderungan penggunaan dominasi tangan dalam aktivitas juga terkait dengan kestabilan emosi, Ruth Propper dan tim peneliti dari Montclair State University, memainkan berbagai jenis musik klasik dan kemudian meminta subjek untuk berpikir hal yang bahagia, sedih, atau cemas.

Ruth Propper menemukan bahwa subjek yang masuk dalam kategori ambidextrous tidak hanya diketahui lebih cepat mengalami perasaan negatif ketika mereka masuk laboratorium percobaan, tetapi mereka secara konsisten lebih mudah dan cepat mengalami perubahan suasana perasaan. Di sisi lain, pengguna tangan kanan lebih kuat dalam hal mempertahankan emosi dan perasaan.

"Penggunaan tangan bisa jadi penanda bagaimana pengaturan dalam otak. Orang ambidextrous cenderung memiliki corpus callosum yang lebih besar. Yaitu area penghubung dari serat saraf yang menghubungkan belahan otak kanan dan otak kiri," kata Propper, seperti dikutip dari Times of India.

Menurut Propper, peningkatan komunikasi antara antara belahan otak dapat menjelaskan sugesti emosional yang lebih besar. Pada kasus ambidextrous, Propper percaya bahwa peningkatan akses ke bagian otak yang terlibat dalam perhatian pada hal yang tidak sesuai dengan suasana sebenarnya, dapat membuat seseorang jauh lebih bersedia untuk mengubah pikiran dan perasaannya. Penelitian ini dipresentasikan dalam pertemuan International Neuropsychological Society di Boston, Amerika Serikat, awal bulan ini.
Readmore → Hubungan Tangan dan Kondisi Emosi
 
Lissa_RHI © 2008. Design by Pocket