Mungkin kalimat ini sangat ditunggu oleh setiap wanita yang beranjak dewasa dan sudah pantas untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Kita nikah yuks...
Kalimat itu akan terdengar membahagiakan bila yang mengatakannya adalah seorang terkasih yang selama ini kita impikan tuk jadi pasangan kita.
Di usiaku yang tidak belia lagi, 26 tahun, kira-kira udah pernah ada yang ngajak nikah belum ya? Temen-temen dah beranak pinak, tapi aku malah sibuk lontang lantung nggak jelas, kemana-mana serba sendiri sok jadi wonder women gitu. Hehehehehehe.
Banyak yang nggak percaya di usiaku ini, aku bener-bener belum ketemu jodohku. Mereka pikir aku dah punya calon dan tinggal menunggu hari H. Ahhhh...betapa sotoy mereka.
Mungkin banyak yang bilang aku terlalu pemilih.
Mang sapa yang harus ku pilih, ada pilihan gitu? Mang lelaki itu untuk dipilih??? Yang ada, Lelaki berhak memilih, sedangkan wanita berhak untuk menolak. Lantas berapa kali aku menolak?
Ahhhh...saya mah nggak pernah jual mahal, bahkan sering diobral... Wuakakakakakakakkaka.., *becanda
Kapan pertama kali tertarik sama cowok?
Pertama suka sama cowok mulai kelas 2 SD, lebih tepatnya terpesona atau ngefans gitu lah ya. Tapi cuma suka dalam hati.
Kapan pertama kali ditembak cowok?
Jaman dulu mah ya...masih belum ada HP. Jadi masa SDku ya sesuai dengan masanya. Surat cinta pertama dan mungkin yang terakhir ku terima kelas 6 SD dari adik kelasku, anak pindahan. Sebenernya sadar sich kalau dia suka sama aku, abisnya dia sering liatin aku mulu, tapi kami nggak pernah berbincang. Ya,,,karena aku nggak suka, dan saat itu masih takut ketauan mama, so...surat cinta itu ku bakar dech. *berasa kocak dengan keluguanku saat itu.
Kapan pertama kali ada yang melamar?
Lamaran pertama ku terima ketika aku kelas 3 SMA. Ahhh.... Saat itu usiaku belum genap 17 tahun, tiba-tiba ada yang ke rumah dan berniat menikahiku. Dia cuma mau nunggu sampai aku lulus SMA. Betapa stressnya aku saat itu. Belum kepikiran tuk nikah sedikitpun, sementara mama memaksaku mau menerima dan nikah dengannya. Padahal jelas-jelas mama tau aku pengin banget kuliah, apalagi aku udah belajar dengan serius selama SMA. Alhasil.....tekanan ini membuatku turun peringkat dari rangking 2 ke rangking 10. Bahkan ada beberapa nilai yang cuma dapat 60. Hiks..,hiks...hiks....
Kapan pertama kali pacaran?
Aku bukan tipe orang yang mau pacaran. Dari dulu berprinsip pengin pacaran sekali langsung nikah dech. Makanya santai-santai aja dengan status JOMBLO yang ku sandang selama inu.
Mpe teman-teman memaksaku untuk memacari salah satu orang yang tertarik padaku. Kata mereka pacarilah satu aja, walaupun cuma untuk 1 minggu. Hahahahahah. Aku tidak setega itu. Apalagi ketika itu fokusku cuma sekolah. Males mikirin pacaran. Tertarik ma cowok sich ada, tapi ya cuma ngefans doank. Yang deket dan selalu datang ke rumah tiap malam minggu semasa SMA juga ada. Tapi karena aku terlalu cuek, ya...ku pikir itu sebatas tetangga, apalagi beda umur sekitar 10 tahun. Dan baru tau beberapa waktu lalu, ternyata saat itu dia memintaku ke mama di depan orang tuanya tuk menikahiku. Serius....aku nggak ngerti, karena mama merahasiakannya. Mungkin mama takut aku menerimanya. Hahahahaha. Ya...aku tau lah kriteria keluargaku yang semacam apa. Dan kondisinya saat ini dia telah bercerai dengan istrinya. Hummm...aku sering tidak peka kalau ada yang tertarik padaku.
Pacaran pertama itu karena faktor nggak sengaja, dan jauh sekali dari kata serius. Ahhh...intinya rasanya biasa aja. Apalagi aku tau dia nggak baik. Ya.... Pacaran cuma status doank, yang selalu ada untukku mah tetep aja pria-pria yang lain. Itu terjadi sekitar tahun 2006. Dan semuanya baru benar-benar berakhir tahun 2010 hingga akhirnya aku hijrah ke kota Bogor. Tapi masih punya satu simpanan pria. Wekekekekek. Ya...tanpa status dan tujuan yang jelas, akhirnya 2011, aku mengakhirinya biar bisa fokus menata masa depan, karena aku sadar umurku makin bertambah.
Siapa yang pertama kali bisa membuatku ingin menikah?
Aku bukan tipe wanita yang ngebet nikah, karena aku sendiri males di ajak berkomitmen. Berasa pusing kalau disuruh serius. Alhasil saat itu di usiaku yang ke 23 tahun, masih belum kepikiran untuk nikah. Aku masih pengin sendiri, hidup suka-suka, nggaka ada yang ngelarang ini dan itu. Mpe akhirnya 13 November 2011, Allah mempertemukanku dengan seseorang dengan cara yang tidak pernah kuduga sebelumnya.
Perkenalan yang begitu singkat, dalam waktu satu minggu membuatku yakin mau menjalani hubungan serius dengannya. Kenapa aku tidak takut padanya? Padahal dia orang yang baru, aku tidak mengenal siapapun yang berhubungan dengannya. Semuanya benar-benar baru untukku. Tapi tidak ada keraguan sedikitpun untukknya sejak awal mengenalnya. KENAPA? Entahlah....aku hanya meyakini, Allah akan selalu menjagaku, nggak mungkin Allah mendekatkan aku dengan orang yang tidak baik. Hampir 1 tahun aku bersamanya, dia yang awalnya agak terburu-buru untuk menikah, membuat hatiku kacau, karena mentalku bener-bener belum siap. Ya....tanpa dia sadari, bersamanya aku banyak belajar, aku banyak berubah walaupun di akhir cerita dia mengatakan aku ABABIL dan lebih labil dari anak SMA, padahal aku yang dia kenal, sudah banyak berubah, dalam mengendalikan emosi, dan dalam menghadapi masalah.
Aku memaksakan diri untuk siap menikah, mulai memikirkan masa depan secara matang walaupun di depannya aku tak pernah menjelaskan apapun. Dia....orang yang pertama kali ingin ku miliki untuk mendampingin hidupku. Entahlah... Walaupun aku sangat tau banyak kekurangannya tapi aku merasa nyaman ketika bersamanya, aku hanya merasa bersamanya semua akan baik-baik saja. Mungkin dia tidak pernah tau yang ku rasakan. Lebay..,kambuh. Hahahahaha. Dia orang yang pertama kali berhasil membuatku menginginkan pernikahan.
Kapan pertama kali frustasi karena Cinta?
Cinta bertepuk sebelah tangan, aku pernah merasakannya. Hahahaha. Tapi rasanya biasa aja, namanya juga bocah. Tapi cinta bertepuk kedua tangan juga pernah. Dia orang yang sangat memahamiku, aku nyaman bersamanya, dia pun nyaman bersamaku, perasaan kami sama, kami sama-sama bisa mendukung satu sama lain, tapi apa daya....kami tak boleh bersatu karena sesuatu dan lain hal. Hal ini ku hadapi dengan santai. Karena aku nggak pernah terobsesi memiliki pria. Penginnya nikah itu sama seseorang yang beneran sayang sama aku. Dia yang pengin menikahiku, bukan aku yang memaksanya untuk menikahiku. Mungkin nggak ya? Hehehehehe.
Frustasi karena cinta baru ku alami ketika usiaku 24 tahun. Berat badan turun 10 kg euyyyy... Lumayan kan? Hahahahahaha. Siapa dia? Dia adalah orang yang pertama kali membuatku yakin untuk menikah. Dia yang pertama kali memberi impian untuk membangun pernikahan. Ya...dia,..dia...dia.... Hingga detik ini aku belum mampu menemukan penggantinya. Entah karena belum ada atau emang karena aku yang belum mau move on, wkwkwkwkwkwk.
Penginnya sich...nikah duluan sebelum dia nikah. Tapi ini cuma obsesi belaka. G relaaaaa,..,kalau liat dia nikah duluan. Hahaahahahahahaha. Padahal mah nggak boleh gitu ya? Harus selalu mendoakan yang terbaik untuknya lah ya.
Siapa yang akan mengucapkan ijab qabul untukku?
Ketika iman lagi turun semacam imanku beberapa bulan ini. Kadang muncul keraguan untuk menatap masa depan. Apalagi ketika mendengar berbagai keluhan seputar pernikahan. Hadeuh...jadi bertanya-tanya seperti apakah nasib rumah tanggaku kelak? Maunya sich nggak kaya mereka yang mengeluh. Maunya aku menikah dalam kondisi yang udah siap mental dan materi. Tinggal fokus ke suami dan ngurus anak-anak. Tapi semua mauku tidak akam terwujud kalau belum ada yang mengucap ijab qabul untukku.
Kita nikah yuks
Ataupun
Maukah kamu mendampingiku melewati sisa umurku
Rasanya aku pernah mendengarnya beberapa kali, dan hanya ku jawab dengan senyuman. Toh nyatanya hingga detik ini belum ada yang menikahiku. Wekekekekekekek.
Entahlah...aku merasa hari itu semakin dekat. Hari dimana akan ada seorang pria yang Allah takdirkan untuk melafalkan ijab qabul untukku. Aku yakin...aku akan segera bertemu dengannya lagi. InsyaAllah segera... Dia akan mendampingiku seumur hidupku.
Yang jelas, kita nikah yuks... Bukan akhir dari cerita. Tapi itu adalah awal dari cerita baru. Awal dari episode pertemuan keluarga hingga akhirnya ijab qabul dan berpindahlah tanggung jawab atas diriku kepada suamiku. Awal dimana aku harus berperan sebagai istri, sebagai menantu, sebagai adik untuk kakakmu, dan kakak untuk adikmu. Yuks..,kita nikah...karena kita sadar, dengan menikah hidup kita akan lebih berkah. Yuks kita nikah, untuk mendapatkan surgaNya.
Di sini aku menantimu.,,duhai calon imamku
Doakanlah aku, supaya aku bisa menjaga iman dan kehormatanku dalam penantian ini.
Semoga kamu di sana, sedang sibuk untuk mempersiapkan diri menjadi nahkoda yang handal. Amin
Saturday, 11 October 2014
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments :
Post a Comment