Sebenernya banyak banget yang pengin ku tulis
Tapi...itu artinya aku akan terlalu banyak berbicara dan mengurangi keanggunanku. Hehehehehehehehe
Tahun ini...mungkin nggak seperti 2 tahun yang lalu
Fase dimana aku merasa pengin banget nikah (bukan karena sudah siap) tapi lebih pengin menunjukkan aku baik-baik saja tanpanya, dan aku bisa melupakannya dengan cepat. Ahhhh...saat itu bawaannya pengin kejar target nikah.
Kali ini pengin nulis tentang jodoh.
Apa sich yang ku pikirkan tentang jodoh.
Jodoh adalah misteri yang belum bisa ku pecahkan.
Seandainya untuk menjawab jodohku cukup search di google dengan keyword jodohku mungkin akan muncul Anang dan Ahsyanti.
Sebagai cewek yang punya daya khayal tinggi, pastinya aku punya harapan pengin dapet pendamping hidup seperti apa.
Di kala aku sendiri...tiba-tiba aku bertanya.
Laki-laki seperti apa yang ku harapkan jadi jodohku?
Yang ganteng, kaya, atau setia seumur hidup bersamaku dala suka dan duka?
Kalau kata Bang Ippo Santosa, pertanyaan itu seharusnya jangan pakai atau, tapi pake dan #mental kaya. Hahahahahaha
Ya....akhirnya aku menyadari tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitupun jodoh. Siapapun dia...aku harus menerimanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya.
Semalam aku menertawakan sesuatu.
Ketika mereka ingin menjodohkan kami, sementara kami sama-sama tidak berminat. Ini sungguh menggelikan. Bukan karena aku menolaknya. Tapi karena dia mengatakan, mengurus dirinya sendiri saja belum bisa, gimana mau punya istri? Dia takut tidak bisa memenuhi kebutuhan istrinya.
Spontan mendengarkan penjelasan itu...aku langsung tertawa. Sungguh menggelikan mengetahui ada seorang cowok di usia 30 tahun lebih berfikiran semacam itu. Kayaknya butuh teman bergaul sepertiku. Wkkwwkwkwkkwwkk.
Ya...dulu aku pernah berfikir seperti itu. Kebutuhanku yang cukup banyak, hobiku berbelanja sesuka hati... Membuatku berfikir...apakah setelah menikah aku tidak bisa melakukan semua yang ku sukai? Karena aku harus mulai perhitungan? Ahhhh...saat itu bawaannya nggak mau rugi, belum rela melepaskan kebebasanku, fase itu sungguh lucu.
Apa yang lantas membuatku sadar? Ketika aku bertemu teman dan sahabat yang berani menikah dengan kesederhanaan. Di situlah aku sadar...menikah bukan masalah materi...sebanyak apa materi yang kita punya.....??? Tapi seberapa yakin kita menikah karena Allah akan menjamin rezeki setiap umatnya. Apa yang harus ditakutkan? Toh teman-temanku tetap hidup untuk membiayai keluarganya walaupun penghasilannya di bawahku. Kadang manusia lupa bersyukur, terlalu sibuk mencari yang tidak ada.
Ahhhhh...sebenernya ingin mengatakan pada keluargaku untuk tidak mengharapakannya. Kenapa? Bagaimana mungkin dia bisa menjadi imamku kalau dia saja tidak punya keyakinan semua akan baik-baik saja? Padahal aku juga salah satu makhluk yang takut untuk mengambil komitmen pernikahan. Aku membutuhkan pendamping yang mampu menguatkanku dikala aku lemah.
Kadang aku merasa kondisi kejiwaanku tidak stabil dan butuh konsultasi pada seorang psikolog. *lebay. Padahal orang-orang di sekitarku merasa aku baik-baik saja.
Ada fase dimana aku merasa sendirian dan nggak punya harapan apapun. Hatiku merasa kesepian. Kadang ingin membangun impian bersama seseorang. Dulu, mungkinnaku sering berbagi impian dengan sahabat perempuan atau sesosok pria yang dekat di hati, hahahahahaha. Tapi beberapa tahun ini aku memutuskan hubunganku dengan sahabatku dan juga...seiring bertambahnya umur...sahabat-sahabatku semakin sibuk dengan urusan rumah tangga serta pekerjaan, jadilah aku tak punya teman untuk merangkai impian bersama.
Januari...aku merasa terlahir kembali. Aku sadar kenangan masa lalu tidak punya kekuatan apapun untuk kehidupan di masa depan. Cukuplah kenangan itu dibekukan lalu kubur di tempat yang dalam. 22 Januari 2015 adalah batas akhir aku menunggu apakah khayalanku terwujud. Tapi semua telah terjawab....karena itu hanya khayalan. Dan aku harus kembali menjalani kehidupan di dunia nyata ini.
Iseng-iseng dikit lah... Sebernernya....beberapa bulan yang lalu ada yang menarik perhatianku. Terakhir kali aku tertarik pada cowok itu waktu SMA...... Ini menarik bukan karena dia yang ganjen loh ya. Tapi aku tertarik begitu saja ketika melihatnya. Hahahahahhahaahaha. Sungguh nggak pernah bisa banyak ngomong di depannya, walaupun beberapa kali dia sudah berusaha mendahului untuk ngajak ngobrol. *asli grogi. Wkwkkwkwwkkwkwk. Mungkin besok aku akan bertemu dengannnya lagi, Jumat adalah kesempatanku untuk bertemu dengannya, tapi ini hanya perasaan suka semacam anak SMA gitu dech. Hahahaha. Aku nggak tau dia dah nikah atau belum. Tapi biar aman anggap saja dia sudah menikah atau bentar lagi mau menikah karena dia sudah punya calon *usaha menyelamatkan hati. Serius...dia bikin penasaran.
Jodoh oh jodoh....kemana takdir akan membawaku?
Thursday, 29 January 2015
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
0 comments :
Post a Comment