Saturday 19 February 2011

Cinta Anak Sepanjang Galah, Cinta Ibu Sepanjang Masa

Saturday 19 February 2011
Malam itu.....hari telah cukup larut...
Aku masih belum juga bisa memejamkan mata....
Kesunyian makin menyelimuti malam itu
Hanya suara gemericik air di pintu sungai depan kamar kost yang menemaniku memecahkan keheningan malam.
Tanganku meraih HP yang tergeletak di meja lalu ku coba mencari chanel radio yg sekiranya asyik tuk didengarkan...
Tanganku terhenti ketika di ujung sana terdengar seorang penyiar radio swasta sedang asyik menceritakan sebuah kisah...ya...terasa malam yg hening diiringi dongeng pengantar tidur....kurang lebih isi kisah yang disampaikannya sbb, simak baex2 yaw....





Konon sekitar 1500 tahun yang lalu, di Negara Jepang ada suatu budaya...
Dimana apabila didapati orang yang sudah berusia senja dan tak bisa produktif atau dengan kata lain hanya akan merepotkan orang lain (anaknya) maka orang itu akan diasingkan dan dibuang di tengah hutan.

Alkisah ada seorang pemuda, yang baru menyelesaikan pendidikannya dan masih mempunyai banyak mimpi.
Dia hanya tinggal dengan ibunya dari kecil, dan sangat menyayangi ibunya... tapi kini ibunya telah tua dan sakit, ibunya lumpuh, sehingga menyita banyak waktu pemuda ini untuk merawat ibunya.

Akhirnya hatinya gundah, sesuai dengan budaya saat itu seharusnya dia membuang ibunya ke tengah hutan, namun ia begitu menyayangi ibunya. Di sisi lain apabila dia tetap merawat ibunya maka keinginannya tuk mengejar mimpi-mimpinya akan terhambat karena dia akan selalu sibuk merwat ibunya.

Hingga suatu hari dengan sangat berat hati pemuda itu memutuskan untuk membuang ibunya ke tengah hutan.
Pemuda itu menggendong ibunya dan menyelusuri jalan menuju ke hutan.
Dia terus menyusuri hutan hingga tempat terpencil.Sepanjang jalan saat digendong anaknya menelusuri hutan, tangan sang ibu selalu berusaha menggapai ranting-ranting kering dan menghancurkannya lalu dibuang....begitu seterusnya hingga pemuda itu menurunkannya di tempat yang dituju.

Sang ibu didudukan di tengah hutan, lalu pemuda itu meminta maaf pada ibunya, karena dia terpaksa harus meninggalkan ibunya di tengah hutan sesuai dengan budaya saat itu. Lalu sang ibu menatap anaknya seraya berkata, "Wahai anakku, ibu tak bisa memberikan apapun padamu. Ibu hanya bisa merwatmu dengan kasih sayang hingga kau dewasa. Semoga kau bisa berhasil mennggapai cita-citamu. Tadi ketika kita menysuri hutan, sepanjang jalan ibu mematahkan ranting kering lalu membuangnya, ibu mengkhawatirkanmu kalau ketika kau kembali ke rumah kau akan tersesat, jadi nanti kau ikuti saja jejak ranting tadi biar kau tak tersesat, hati-hatilah di jalan".

Mendengar perkataan ibunya tadi pemuda itu lansung menangis dan memeluk ibunya, lalu meminta maaf pada ibunya karena telah berniat membuang ibunya di tengah hutan. Lalu pemuda itu langsung menggendong kembali ibunya dan membawa ibunya kembali pulang ke rumah tuk tinggal bersama dengannya. Pemuda itu merawat ibunya dengan baik sampai ibunya meninggal dunia.





Mendengar cerita itu, hatiku tersayat, aku bercermin pada diriku sendiri,
Setelah 23 tahun aku dibesarkan oleh mamaku, tak pernah aku bisa membahagiakannya, bahkan aku selalu saja membuatnya khawatir bahkan sering membuat beliau meneteskan air mata karenaku.
Tiap kali aku marah padanya.
Tiap kali aku tak pernah bisa bertutur kata dengannya dengan nada yang baik...
Tiap kali aku tak bisa sabar melayani mamaku untuk berbincang denganku.

yach...malam itu aku teringat pada mamaku, dah hampir 1 bulan ini aku tak menghubunginya karena aku masih marah padanya,,,
hati ini ingin rasanya meminta maaf padanya tapi egoku sebagai anak terakhir yang begitu manja masih mengalahkan keinginanku untuk meminta maaf....aku tak mampu mengatakannya...mendengar suaramu pun rasanya aku masih segan....walaupn sebenarnya aku selalu ingin membahagiakanmu selamanya....

Hanya dalam untaian kata ini aku ingin mengatakan...
Maafkan aku MAMA.......doakan aku selalu agar aku mampu memahamimu dan menjadi anak yang berbakti...

0 comments :

Post a Comment

 
Lissa_RHI © 2008. Design by Pocket