Tuesday 25 February 2014

Dia....

Tuesday 25 February 2014

Dia...yang tak bisa ku sebut namanya

Dia...yang selama ini namanya ingin ku tulis dalam sebuah judul di postingan blogku

Dia...yang semua kenangan bersamanya ingin ku tulis dalam buku besarku

Dia...yang selama 11 bulan memberi banyak pelajaran dalam hidupku

Dia.....
Aku tak bisa menuliskan namanya
dan aku juga tak berharap Dia membaca tulisan ini.

Dia....
11 bulan bersamanya...
Perkenalan yang tak terduga
Terpesona padanya
Berantem
Dan tertolak oleh keluarganya
Lucu...seneng...sedih campur aduk jadi satu

Dia...yang pertama kali memaksaku membangun impian menikah

Dia...yang saat itu berhasil meyakinkanku bersamanya aku akan baik-baik saja

Dia....
mungkin selama ini Dia tak tau
11 bulan bersamanya
aku diam-diam banyak belajar darinya
rasa optimisnya
dan caranya menyikapiku dengan mengesampingkan egonya.
Dia...adalah pria pertama yang berani mengucapkan MAAF padaku ketika merasa melakukan kesalahan

Ragaku mungkin tak bersamanya
Semua cerita telah berakhir
Sejak Dia mengatakan
"Tidak terfikirkan sedikitpun untuk kembali bersamamu, karena kamu telah menghancurhan semua impianku"

Ya...seandainya Dia menyadarinya
sejak saat itu aku perlahan mulai menaikkan egoku.

Aku tak pernah mau mengatakan apa yang ku rasakan. Aku hanya berusaha bersikap biasa.
Dan saat itulah aku mulai bisa memaknai rasa CINTA yang begitu dalam.

CINTA yang ketika dua raga tak pernah bertemu... namun selalu menyebut namanya dalam do'a.
Bukan untuk memintanya kembali, tapi hanya meminta Allah menjaganya.

Tahukah kamu... aku tak pernah bisa menatapmu ketika aku tau kamu sedang bersedih?

Tahukan kamu... betapa khawatirnya aku ketika tau kamu sakit?

Tahukah kamu... aku sudah membangun impian sangat tinggi ketika bersamamu?

Tahukah kamu... sampai saat ini keluargaku mengira perpisahan kita karena aku banyak menuntutmu melakukan yang ku mau?

Ahhhh...Dia...yang berhasil membuatku terlihat sangat BODOH

Dia yang berhasil membuatku frustasi selama 3 minggu nangis-nangis nggak jelas.

Selama ini aku tak menyapamu
bukan karena aku melupakanmu
rasa itu mungkin masih tersisa
aku hanya ingin menjaga hatiku

dan karena aku juga tau
kamu bersama keluargamu
aku tak ingin membuatmu dalam posisi yang sulit di hadapan keluargamu

Dari jauh...aku masih mendoakanmu
Bersabarlah... insyaAllah kamu akan dapatkan yang kamu mau
Memintalah padaNya di sepertiga malam.

2 tahun yang lalu aku sangat membenci ayahmu... dan kecewa terhadap keluargamu

tahukah kamu?
Di pesta itu... aku menahan air mataku sekuat tenaga.
ingin rasanya lari dan berteriak...
aku punya perasaan..
aku wanita biasa...
dan aku juga tidak sebodoh itu..
hingga tak bisa memaknai sikap dan tatapan kluargamu.

Ya...kala itu aku melakukan kesalahan
aku hanya menekan egoku
bukan membuang egoku
so...semakin lama ditekan
ibarat pegas... hasilnya akan melambung lebih tinggi menjadi kemarahan yang menghancurkan impianku dan impianmu saat itu.

1 tahun berlalu sejak saat itu...
1 tahun aku merenung
1 tahun aku selalu berdoa
meminta Allah mendatangkan jodohku ketika aku sudah tidak membenci keluargamu
ketika niatku menikah sudah lurus untuk menggapai ridha Allah
ketika aku tidak ingin menjadikan pernikahanku sebagai ajang menunjukkan kemenangan aku bisa menikah lebih dulu darimu

Dan rasanya...saat ini semua rasa itu telah hilang
Aku tidak ingin membuktikan apapun padamu

Aku masih menghormatimu

Dan sebenarnya...
aku ingin berterimakasih
karena kamu telah hadir dalam hidupku
luka itu....ibarat pil pahit yang harus ku telan namun menyehatkan
Sampaikan maafku kepada keluargamu
Katakan pada mereka...
aku tak akan mengambilmu

Aku juga ingin meminta maaf...
atas omomen bodoh yang ku lakukan dulu...
mengusap mukamu dengan tanganku yang basah setelah makan.

hal itu masih mengganjal untukku

luarrrr biasa.. saat itu kamu menahan marah
padahal aku tau..kamu sangat marah...
aku tau kamu ingin meninggalkanku tapi tak pernah bisa mengatakannya.

Dia....yang di ujung sana
Semoga Allah selalu melindungimu
Dan segera memampukanmu tuk menikah
Tetap sayangi mama...adekmu dan ayahmu.
Karena hal yang pertama membuatku terpesona padamu adalah ketika dalam situasi terjepit... km selalu mengingat mama... mama dan mama.
Semoga kelak kamu bisa memuliakan Ibu dan Istrimu.

Terimakasih Kakak.....

0 comments :

Post a Comment

 
Lissa_RHI © 2008. Design by Pocket